Ku Temukan Lagi Hati mu Part I


Guntur pun mulai menggelegar, langit hitam tampak memayungi sang cakrawala yang nampaknya ingin menumpakan butiran kecil air yang mampu membasahi bumi dan seisinya. Didekat lemari itu terlihat sekelebat cahaya putih dan saat itu udara dingin merasuk kedalam pori – pori sehingga mampu membuat bulu kuduk Rena berdiri. Terdengar suara parau yang terus memanggil namanya, rasa penasaran terhadap suara itu mampu membuat ketakutan Rena berkurang bahkan hilang sama sekali.
Petir menyambar sehingga memunculkan suara keras dari langit, saat itu pula tiba – tiba lampu padam tapi Rena tak menghiraukan semua itu. Ia terus berjalan menghampiri lemari yang  sudah tak dipakai karna memang lemari itu merupakan peninggalan kakek buyutnya dulu, lemari dengan desain kuno tapi masih terawat sampai sekarang ini. Keluar seseorang dari dalam lemari itu wajahnya pucat pasi, tangan dan seluruh tubuhnya dingin. Setan ! tidak dia bukan setan, lihatlah kedua sayap yang membentang indah pada punggungnya tampak seperti malaikat yang turun dari langit. Rena tampak mengenali pria itu, pria yang dengan senyum khasnya itu mampu membuat Rena jatuh hati padanya dahulu.
            “  And... draaaaaaaa  “ ucap Rena gagap seolah tak percaya dengan apa yang disaksikan oleh matanya saat ini.
Pria itu masih mengembangkan senyum khas diraut wajahnya, ia lalu mendekap Rena. Dekapan yang penuh kasih sayang, dekapan yang menandakan kerinduan yang mendalam bagi keduanya. Dekapan itu mampu membuat Rena hanyut didalamnya.
            “  Kamu Andra kan? Andra yang tega ninggalin aku saat aku benar – benar sayang padanya  “ ucap Rena sambil meneteskan air matanya.
Pria itu tak berkata apa – apa ia diam seolah – olah membisu, dengan lebih kuat lagi ia mendekap seakan tak ingin melepaskan Rena. Ia membelai rambut Rena lalu melepaskan dekapannya, mata indah pria itu menatap Rena dalam – dalam dan kemudian tangannya mengusap pelupuk mata Rena yang basah karena air mata dengan penuh kasih sayang.
            “  Masih ingat janji kita? Kita  pernah janji kalau aku mati kamu pun ikut mati. Tapi mana buktinya  kamu ninggalin aku duluan, kenapa saat kecelakaan itu kau lebih memilih mengorbankan nyawamu demi nyelamatin aku? Jawab Andra  “ Rena terus memaksa Andra untuk menjawab semuanya.
            “  Karna aku menyayangi Rena lebih dari nyawaku  “ jawab pria itu sambil tersenyum.
Mendengar ucapan Andra barusan Rena terdiam, dalam hati terus muncul pertanyaan apakah benar Andra rela mengorbankan nyawanya demi dia. Apakah dia lebih penting dibanding  nyawa Andra. Kehangatan yang tadinya begitu terasa kini perlahan – lahan mulai menghilang bersamaan dengan hilangnya bayangan Andra. Saat itu hujan turun dengan deras, kegelapan langit yang belum hilang seolah mewakili goresan hitam yang ada dihati Rena. Rena masih tak percaya dengan apa yang dialamia barusan, peristiwa yang terjadi sekitar 30 menitan itu masih membuat tanda tanya besar dihatinya. Rena lalu memanggil – manggil nama Andra berharap agar Andra  mendengarnya dan berharap mau menemuinya lagi.
Akhir – akhir ini cuaca tak besahabat pasalnya dari kemarin hingga saat ini masih saja hujan. Entahlah apa yang terjadi pada langit sampai terus – menerusan mengeluarkan hujan, mungkinkah langit sedang bersedih seperti Rena. Rena yang tak pernah bosan menanti kedatangan Andra lagi, tunangannya yang meninggal beberapa tahun silam dalam kecelakaan motor. Cinta Rena kepada Andra sangatlah besar begitu juga sebaliknya.
“  Hey neng, dompet kamu jatuh “ kata seorang pria sehingga mampu membuat Rena tersadar dari lamunannya.
Disampingnya telah berdiri seorang cowok yang tinggi, berbadan atletis, dan berkaca mata. Ia sedang memegang payung dan memberikan dompet Rena.
            “  Situ pencopet ya?  “ tanya Rena ketus sambil mengambil paksa dompetnya dari pria itu.
            “  Dasar cewek aneh ! tampang cakep gini dibilang copet, ya enggak sesuailah dengan tampangnya. Bukannya  makasih eh malah ketus “ oceh pria itu.
            “ Cerewet banget kamu, tapi makasih deh kamu sudah nolongin aku “ kata Rena masih dengan tampang sinis.
            “  Mbak kita boleh kenalan? aku Ikmal, mbak namanya siapa? “ tanya pria itu sambil memperkenalkan diri.
            “ Taxi........ “ teriak Rena
Berhentilah sebuah taxi yang tidak jauh dari tempat Rena berteduh, Rena melangkahkan kaki mendekati taxi itu.
            “ Mbak semoga lain kali kita bisa bertemu lagi “ teriak pria itu sambil melambaikan tangan ke arah taxi yang di tumpangi Rena. Taxi itu lalu berjalan melintasi jalan ibu kota yang telah basah oleh butiran – butiran kecil air hujan.


To be continued

0 komentar:

 
Coret Coretan Blog Design by Ipietoon