senyum si loper koran

cerpen ketiga aku :)
jangan lupa di baca dan mohon kritikan.a agar bisa lebih baik ke depan.a :))

 ***
 Semilir angin berhembus menyapu dedaunan, aku terus berjalan sambil mengayuh sepeda tuaku melewati jalan. Hari ini udara sangat dingin sampai menembus ke dalam pori - pori, tapi semua itu takkan menyurutkan semangatku.Tak ada kata pantang menyerah dalam hidupku. Oya, perkenalkan namaku Shanti. Aku hidup sebatang kara, kedua orangtuaku telah meninggal dalam kecelakaan motor dua tahun yang lalu. Aku terpaksa harus putus sekolah karena kekurangan biaya lalu kini aku memutuskan tuk menjadi tukang loper koran demi menyambung hidupku.
" Selamat pagi kek, ini korannya " kataku sambil menghentikan laju sepeda dan tersenyum pada kakek Yusuf pelanggan setiaku.
" Eh nak Shanti, rajin benar pagi - pagi begini sudah mengantarkan koran " kata kakek Yusuf ramah. Aku tersenyum
 " iya kek ini memang sudah pekerjaanku, pagi - pagi aku harus bangun tuk mengantarkan koran kepada para pelanggan " jelasku.
" tetap semangat ya nak jangan pernah menyerah dan putus asa, hidupmu masih panjang " kata kakek yusuf sambil menepuk pundakku.
" iya kek itu pasti, oya aku pergi dulu sudah jam 06.30 wib. Aku harus mengantarkan koran - koran ini pada yang lainnya " kataku berpamitan sembari mencium tangan kakek yusuf.
" iya hati - hati di jalan nak, semoga harimu menyenangkan " ucap kakek yusuf tersenyum.
" aku pergi dulu ya kek " kataku melambaikan tangan pada kakek dan berlalu meninggalkannya.

 ***
Hari ini hari senin, murid - murid SMA Harapan Bangsa berkumpul di lapangan tuk melaksanakan upacara bendera. Aku mengamati mereka dari depan pagar sekolah.
" aku sebenarnya ingin seperti kalian, aku ingin melanjutkan sekolah " kataku lirih dalam hati.
" hey gembel, ngapain kamu disini? Bikin kotor pemandangan saja. Pergi kau " kata Satpam yang menghampiriku, ia lalu mendorongku. Aku terjatuh akibat ulah satpam sombong itu.
Kemudian aku bangkit tuk mengambil sepedaku lalu berjalan meninggalkan satpam itu.
" hey nak, tunggu !!! " terdengar suara seperti ada yang sedang memanggilku.Aku menoleh ke belakang dan menghentikan laju sepedaku. Aku berjalan mendekati pria itu. Dia nampak belum terlalu tua, jika di lihat sepintas mungkin umurnya baru 40 tahun. Penampilannya rapi, ia mungkin salah satu dari guru SMA Harapan Bangsa.
" bapak memanggil saya? " tanyaku sopan.
" iya nak, perkenalkan nama bapak Prasetyo, panggil saja pak tyo. Oya lalu nama kamu siapa nak?" tanya pak tyo ramah.
" aku shanti pak " jawabku.
" oh shanti...oya kamu tidak sekolah ya " tanya pak tyo padaku.
" iya pak, aku sudah berhenti sekolah. Aku tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan sekolah pak " jelasku.
" orangtuamu bekerja apa nak? " tanya pak tyo.
Aku menghela nafas.." aku sudah tidak mempunyai orangtua pak, mereka telah meninggal dunia " kataku lirih.
" inalilahi..tetap semangat ya nak. Oya tapi apakah kamu ingin bersekolah lagi? " tanya pak tyo.
" iya pak aku sangat ingin bersekolah lagi" jawabku lagi.
" yasudah ini alamat bapak, entar sore kamu datang ke rumah bapak ada yg ingin bapak sampaikan padamu " kata pak tyo sambil memberikan kartu namanya dan lalu berjalan meninggalkanku.
" makasih ya pak " ucapku.
Pak tyo menoleh ia tersenyum padaku.

***
@ Rumah pak Tyo

" tokk tokk tokk Asalamualaikum " ucapku sambil mengetok pintu.
" waalaikumsalam, terdengar suara dari balik pintu. Eh nak shanti, ayo silakan masuk " kata pak tyo sambil mempersilakanku masuk.
" ia pak " kataku sambil mencium tangan pak tyo, sebagai tanda penghormatanku.
" kamu duduk dulu ya, bapak panggil istri bapak dulu " kata pak tyo.

3 menit kemudian

 " Ma, perkenalkan ini nak shanti, anak yang kemarin bapak ceritakan" kata pak tyo kepada istrinya.Aku lalu mencium tangan istri pak tyo.
" oya maksud bapak menyuruh kamu kesini karna bapak ingin menawarkan kamu tuk bersekolah. Bapak ingin mengadopsi kamu sebagai anak bapak dan ibu. Apakah kamu bersedia? " tanya pak tyo padaku.
Aku sangat bahagia, impianku slama ini tuk bersekolah lagi akhirnya terwujud." ini bukan mimpikan? " tanyaku tak percaya.
" iya nak, ini kenyataan !! " jawab pak tyo dan istrinya serempak.
Aku tersenyum...senyum yang tepat tuk melukiskan kebahagiaanku pada saat itu." Terima kasih ya Allah, karuniamu begitu indah buat ku " kataku dalam hati



- Dian Hendalina

4 komentar:

novie said...

cerita ny se bagus,,,tpi lbih bagus lgi klo ad tmbhan alasan pak tyo yg mau mengadopsi shanti it.
cuma saran aj,, klo crita ny di pnjangin n lbih di prjelas konfliknya,,mngkin akn lbih bagus n mnarik.
gd luck ya kawan...

Dian Hendalina said...

oh kawan :)
thx buat masukannya :)

Anonymous said...

keren :nyimak

Berbagi IT PRO said...

Usulanku seprti Novi...next

 
Coret Coretan Blog Design by Ipietoon