Gadis dibawah pohon sakura




***

Semilir angin berhembus membelai lembutnya bunga - bunga sakura yang tengah bermekaran, aroma bunga dan hangatnya musim semi menambah semangat penduduk kota Tokyo. Aku yang pagi ini ingin melepaskan kepenatan akibat banyaknya tugas sebagai mahasiswa bertujuan tuk berjalan - jalan sekedar tuk menikmati indahnya bunga khas jepang yang mekarnya setahun sekali itu.
Setelah berjalan sekitar sepuluh menitan, aku menghentikan langkahku tepat di depan toko aksesoris. Disamping toko tersebut, aku mendapati seorang wanita bersama anjingnya yang tengah duduk dibawah pohon sakura. Wanita itu sangat cantik, bibirnya tipis, dan rambutnya panjang tergerai membuatnya terlihat anggun. Aku lalu menghampirinya.
“ ohayo gozaimasu “ ucapku.
Wanita itu tersenyum, senyumannya begitu indah mungkin sama indahnya dengan bunga sakura.
“ pelajar Indonesia ya? “ tanyanya padaku. Aku tersentak kaget.
“ iya, kok bisa tau? Bisa berbahasa indonesia juga ya? “ tanyaku tak percaya.
Ia tersenyum lagi, kali ini senyumannya lebih indah dari sebelumnya dan ku akui aku telah jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama.
“ keliatan dari wajahnya, ia bisa karna aku juga ada keturunan indonesia “ jawabnya sembari mengelus anjingnya yang bernama kitaro dengan lembut.
“ oh begitu ya, oya perkenalkan namaku steven “ kataku memperkenalkan diri.
“ senang berkenalan denganmu, oya aku pergi dulu ya. Sampai jumpa lagi “ kata wanita itu lagi sembari berjalan meninggalkanku.
“ hey tunggu, nama kamu siapa? “ teriakku.
Wanita itu menoleh, ia tersenyum padaku lalu kembali melanjutkan langkahnya.


Keesokan harinya..

Hari ini aku sangat bersemangat, aku ingin kembali ke toko aksesoris itu berharap agar dapat berjumpa dengan wanita itu. Wanita yang telah mampu membuat ku tergila - gila padanya.
Aku duduk dibawah pohon sakura, aku terus mengamati jalan berharap agar wanita itu datang kemari. Aku ingin tau siapa namanya. Setelah beberapa lama terlihat sosok wanita yang sedang berjalan bersama anjingnya diatas eloknya warna putih dan pink bunga sakura yang tengah berguguran diatas jalan. Hatiku bahagia
“ akhirnya dia datang juga “ kataku dalam hati.
“ hay “ sapaku padanya.
“ eh kau hay juga “ jawabnya sembari duduk disampingku.
“ oya, kemarin aku lupa menanyakan siapa namamu “ ucapku.
“ perkenalkan namaku dizzy “ ucap dizzy padaku.
“ nama yang bagus “ pujiku.
Ia pun tersenyum tapi, anehnya hari ini ku lihat senyumnya tak seindah kemarin. Wajahnya pucat dan nampak ada kesedihan di raut wajahnya.
“ kamu sakit ya? “ tanyaku.
“ oh aku tidak kenapa - kenapa kok, aku baik - baik saja “ jawabnya tenang.
“ jangan bohong, aku bisa tau loh “ kataku lagi padanya.
Terlihat ada butiran bening di matanya dan ia juga mimisan.
“ ini yang kamu maksud baik - baik saja? “ tanyaku sambil mengusap darah yang keluar dari hidung dizzy.
“ aku gpp kog, tadi hidungku luka makanya berdarah “ ucap dizzy tenang.
Aku lalu menggenggam tangan dizzy.
“ saat kau ada masalah, saat kau ada derita, dan saat kau ada duka aku bisa jadi tempat tuk kamu mencurahkan semuanya “ kataku sambil menatap mata dizzy dalam - dalam.
“ terima kasih, tapi aku harus pergi “ uca dizzy lalu melepaskan genggaman tanganku.
“ ya sudah jika itu maumu, sampai jumpa esok ya “ kataku.
Dizzy tak menghiraukanku, ia terus berjalan dengan langkah gontai.


***

Keesokan harinya lagi aku kembali ke tempat itu, aku sudah berpakaian rapi dan aku juga menyiapkan seikat bunga tuk di berikan kepada dizzy.
Sudah 30 menit aku menunggunya dibawah pohon sakura, tempat kami sering bertemu. Aku terus menunggu tapi dirinya tak kunjung datang, aku mulai resah berkali - kali ku lihat jam tanganku.
“ mungkin dia lagi sibuk, makanya dia tak datang “ pikirku dalam hati.
Aku pun memutuskan tuk pergi, aku terus melangkah meninggalkan pohon itu. Saat melangkah tiba - tiba aku merasakan ada yang menarik - narik celanaku dari belakang. Aku kemudian menoleh kebelakang dan ternyata ada anjing dizzy, aku pun menggendongnya dan mengelus kitaro dengan penuh kasih sayang.
“ kitaro sayang, dizzy kemana ya? Kok tumben dia tidak bersamamu? “ kataku pada anjing dizzy.
Kitaro pun lompat dari gendonganku, dia berlari
Aku terus mengejar kitaro yang larinya sangat kencang sampai pada akhirnya kitaro berhenti disuatu tempat, dan nampaknya itu sebuah pemakaman.
Aku yang masih ngos – ngosan terus berjalan menghampiri kitaro yang kini sudah ada di depan sebuah pusara. Aku mengamati pusara tersebut, aku tak habis pikir itu pusara dizzy. Aku tak tau apa penyebab kematiannya.
Aku yang waktu itu shock tanpa sengaja menjatuhkan bunga yang ingin ku berikan kepada dizzy.
“ dizzy, kenapa secepat ini kamu harus pergi, kenapa disaat aku yakin kamu cinta pertamaku kamu malah pergi meninggalkanku. Semoga kau tenang di alam sana “ kataku
“ Dizzy, watashi wa anata o aishite “ kataku lagi sambil meletakkan bunga diatas pusara Dizzy.

***

- Dian Hendalina -

0 komentar:

 
Coret Coretan Blog Design by Ipietoon