Setangkai Mawar dan Surat Kaleng Part 7


   Aroma masakan kini menghiasi ruangan kamarku, kamar yang gak terlalu besar namun cukuplah untuk kebutuhanku. Pagi – pagi gini Mama telah bangun untuk menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Walau ada pembantu, tapi selama Mama ada di rumah dan gak sibuk kerja pasti ia yang akan melakukan pekerjaan itu sendirian.
   Itulah yang membuat almarhum Papa jatuh cinta sama Mama, wanita yang secara fisikly cantik, jago masak dan yang pasti istri yang baik. Jadi gak heran dong jika Papa mampu mempertahankan cintanya untuk Mama sampai saat Papa di panggil oleh Tuhan, tepat saat aku mulia menginjak bangkuh SMA.
  Ku buka mataku yang telah tersadar dari alam mimpi, ku langkahkan kaki ku menuju ke kamar mandi. Setelah mandi dan berpakaian rapi aku lalu berjalan menghampiri Mama tercinta yang lagi sibuk berurusan dengan dapur.
  Ku  dekati Mama yang tampak sibuk. Sambil sesekali jemarinya yang lembut dan gemulai menggerakan spatula yang saat ini ada di genggamannya.
            “ Enak nih, Mama masak apa? “ Tanyaku yang sambil memeluk pinggang dengan manja.
            “ Eh Myori “ Ucap Mama yang agak sedikit kaget. “ Mama lagi masakin sandwich kesukaan kamu  dan Sawi saos tiram kesukaan Kirei “
            “ Asyik dong Ma, yaudah Ma aku bangunin ka Kirei dulu ya “ Ucapku girang sambil berjalan meninggalkan Mama.

   Melihat ka Kirei yang tidurnya pulas, ide jail ku tiba – tiba muncul. Aku langsung berlari kearah dapur dan mengambil bubuk merica. Mama terlihat bingung menatap.
            “ Bubuk mericanya mau di apain nak? “ Tanya Mama penasaran.
            “ Ada deh Ma, “ Jawabku dengan nada tertawa sambil otakku memikirkan rencana jailku.
    Aku lalu masuk lagi ke kamar ka Kirei, mendekatnya lalu mengarahkan bubuk merica yang ada di genggamanku tepat di hidungnya.
            “ Haaaaaachiiiiiiiiiiiiiimm “ Ka Kirei bersin akibat bubuk merica yang aku dekatkan di hidungnya.
            “ Yup, haha akhirnya misiku buat ngejailin kaka berhasil “ Tertawaku renyah.
   Ka Kirei sinis, menatapku dengan air muka yang ingin menelan orang yang ada di hadapannya. Yang telah mengusik mimpi indahnya.
            “ Myori............ “ Teriak ka Kirei sudah dengan emosi yang memuncak.
            “ Ye gak takut, gak takut “ Jawabku sambil meleletkan lidah ke arah ka Kirei.
            “ Awas kamu ya “
  Ka Kirei lalu beranjak dari tempat tidurnya, berlari seperti sedang ingin menerkam seseorang yang menggangu sarangnya. Aku berlari ke arah dapur, berlari ke arah Mama dan meminta perlindungan kepadanya.
            “ Mama, ka Kirei jahat masa cuman karna aku deketin bubuk merica di hidungnya ka, Kirei pengen jadiin aku santapan pagi “ Laporku.
            “ Habisan sih, masa orang lagi asyik tidur di jailin kayak gitu sama dia Ma “ Ucap ka Kirei membela diri.
            “ Sudah, sudah masih pagi jangan berantem. Kamu Rei harusnya ngerti sifat adek kamu “ Ucap Mama bijak tapi agak sedikit memihak kepadaku.
  Hihihi, aku tertawa puas dan meleletkan lidah lagi kearah ka Kirei. Berasa ya senengnya di belain.
            “ Mentang – mentang dia adek “ Gumam Kirei.

   Sarapan pagi yang menyenangkan buatku. Pertama, Mama masakin makanan kesukaanku. Kedua, Aku di belain sama mama. Enak gak tuh? Oia sebelumnya aku mau ngucapin  Happy Mother’s Day,You’re My EVERYTHING.
   Sambil terus melahap habis sandwich cinta buatan Mama dan  Ka Kirei yang tengah asyik dengan sawi saos tiramnya. Dengan mulut yang terus mengunyah, mataku memperhatikan mama. Tiba – tiba pikiranku melayang menembus dimensi – dimensi masa lalu. Pikiranku terperangkap di dalam mesin waktu, membawaku terbang menjelajahi waktu silam.
   Saat itu, saat aku masih berumur 1 tahun. Masih slalu di jaga oleh Mama. Aku yang kecil tumbuh menjadi anak yang sering sakit – sakitan, meski bukan sakit parah. Aku gampang terserang demam tinggi, pilek dan batuk juga sering. Tepat pada dini hari yang kira – kira waktu itu menunjukan pukul 03.00, Mama terkaget bangun mendapati ku step akibat deman tinggi. Mama rela tidak tidur sampai pagi hanya untuk menjagaku.
   Kasih sayang mama memang luar biasa untuk suami dan anak – anaknya. Mama, apa yang harus aku lakukan untuk membanggakanmu.
   Dimensi ku pun berpisah, dari satu kenangan ke kenangan lain. Hari ini hari perpisahan TK, aku, sahabat kecilku, Dian dan seluruh anak yang lainnya akan memberikan sebuah persembahan untuk orang tua yang menghadiri acara perpisahan itu.

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia
  Sepotong lagu yang kami hanturkan untuk mengucapkan terima kasih kepada ibu yang  dengan kasih sayang membesarkan anak – anaknya tanpa meminta balasan.
   Mama, aku janji akan buat mama menangis bahagia. Aku janji mama aka bangga mempunyai anak seperti ku.

            “ Dek, entar mau ikut kaka gak? “ Tanya ka Kirei sambil menepuk bahuku.
            “ Eh iya kak ikut “ Jawabku sambil mengelus dada akibat kaget.

***
   Setelah menunggu ka Kirei berdandan lama yang hampir membuat kepalaku muntah. Akhirnya dia datang juga.
            “ Tuan putri dandannya lama banget, gak takut di culik sama penjahat karna kecantikanmu  hah? “ Ledek ku.
            “ Ya ampun santai aja dek, kamu takut kalah saing sama kaka? Tenang aja jodoh udah ada yang ngatur kok “ Jawab ka Kirei.
            “ Ya Allah, pede banget sih kamu kak ! Bete tau gak nungguin kaka yang dandannya lama. Kayak mau kondangan aja “
            “ Biarin bilang aja sirik karna kamu gak pinter dandan, masa cewek kalo mau jalan cuman pake bedak bayi doang. Sadar Myori kamu itu udah dewasa, harus belajar dandan donk biar jadi cewek yang sempurna “ Kata ka Kirei yang cerewetnya mulai kumat, apalagi kalo masalah dandan kayak gini. Ampun.... Cerewet tingkat akut ! Cerewet tingkat dewi Kwan Im.
            “ Bawel, suka – suka aku mau pinter dandan atau tidak ! Gak ada ruginya kan buat kaka “ Jawabku sambil meleletkan lidah.
            “ Kamu yah kalo di bilangin pasti gitu, yaudah sekarang buruan naik atau kaka tinggalin nih “
            “ Iya bawel “ Kata ku sambil masuk menaiki mobil.

   Kami berdua akhirnya sampai di butik Mba Dewi. Rencananya kami ingin membeli tas untuk mama tersayang, sebagai hadiah di hari ibu ini. Memang sih hadiahnya gak sepadan dan gak akan pernah membalas kasih sayang yang mama berikan tulus selama ini.
   Setelah lama melihat – lihat akhirnya aku jatuh cinta sama tas Gucci Soho berwarna biru lagoon dan maroon, sedang ka Kirei menutuskan untuk membeli tas Gucci tote leather dengan warna nude.
            “ Asyik pasti mama suka sama hadiahnya “ Gumam ku dalam hati.

***
            “ Kemoterapi itu apa? Apakah Yuki menderita penyakit yang berbahaya Tuhan? “ Tanya gadis kecil itu dalam hati.
   Matanya mulai panas, seperti ingin menumpahkan air mata yang tertahan di pelupuk matanya. Ia tidak tau apa penyakit yang di alaminya, tapi ia rasa hidupnya sudah tak bisa bertahan lama lagi. Terdengar suara pintu terbuka, Yuki cepat – cepat mencoba menghapus segurat rasa sedih di raut wajahnya.
   Yuka duduk mendekati adik kecilnya yang duduk menghadap lemari dan menundukkan kepalanya.
            “ Dek, kamu kenapa? “ Tanya Yuka khawatir karna tidak biasanya Yuki bersikap seperti ini.
   Yuki tak menyahut sama sekali, ia tetap mengfokuskan pandangannya ke lantai. Yuka mengerti adiknya itu tidak sedang memandang lantai, tapi sedang menyembunyikan sesuatu yang gak harus Yuka ketahui.
            “ Kamu kenapa dek? Tatap mata kaka, Yuki gak boleh nutup – nutupin masalah sama kakak “ Kata Yuka pelan, sambil memegang pundak Yuki lembut.
   Rasanya air mata panas itu sudah semakin tak terbentung. Gadis kecil itu lalu memeluk erat Yuka, sangat erat seakan tak ingin berpisah dengannya. Tangisan Yuki pun pecah, seiring dengan hujan yang tiba – tiba mengguyur tanah –tanah kering yang berbatuan di luar sana.
“ Kamu kenapa dek? “ Tanya Yuka bingung melihat adiknya itu. Yuka membalas memeluk Yuki pelan, pelukan hangat seorang kakak yang tak ingin melihat adiknya sedih.
            “ Kemoterapi itu apa kak? “ Tanya Yuki sesegukan.
   Mendengar ucapan Yuki barusan seperti ada bola panas yang menyumbat kerongkongan Yuka, sehingga membuatnya tak kuasa walau hanya untuk menelan ludah saja.
            “ Coba ulangin tadi Yuki bilang apa? “ Tanya Yuka memastikan pendengarannya. Ia berharap tadi ia salah mendengar ucapan Yuki atau bahkan ia berharap Yuki yang salah ucap.
            “ Kemoterapi itu apa kak? Jawab Yuki yang masih sesegukan. “ Ayo jawab “ Paksa Yuki sambil menarik – narik lengan baju Yuka, berharap Yuka dapat menjawab pertanyaannya.
   Tuhan, kenapa firasatku berkata tidak enak mendengar kata KEMOTERAPI ! Jangan bilang Yuki harus menjalani KEMOTERAPI.
            “ Kak, Yuki sakit apa? Kenapa harus ikut Kemoterapi? “
    Ya Tuhan dosa apa yang ku perbuat? Dasar GOBLOK, TOLOL, IDIOT !! Kakak macam apa aku ini yang gak bisa jaga adiknya dengan baik ! Tuhan, tukarkan penyakit Yuki kepadaku. Tubuhnya masih perlu berkembang, masa depannya masih panjang, ia harus masih menikmati masa kanak – kanaknya. Tuhan, aku tak minta banyak. Ku mohon biarkan tubuhku yang merasakan sel – sel Kanker itu. Jangan Yuki............... ! Aaaaaaaaaaaaaarrrrgggggghhhhttttttt  kenapa dunia tak adil Tuhan, Jeritku.



To be Continued 

0 komentar:

 
Coret Coretan Blog Design by Ipietoon