Hawa dingin mulai terasa menghinggapi
seluruh pori-pori kulit, hembusan angin yang bertiup mengguncang dedaunan yang
tampak pasrah oleh keadaan di pagi ini. Air langit turun tak cukup deras hanya
saja bulir-bulir lembutnya terus mendesak masuk melalui kaca jendela.
Pagi ini tak ada keceriaan anak-anak
kecil yang bermain seperti biasa, hanya terdengar semilir angin dan rintikan
hujan yang jatuh tepat menghanta tanah.
Di kaca jendela itu, ada wanita
kecil yang sedang duduk bertopang dagu. Entahlah
apa yang dia pikirkan, atau ia hanya ingin menikmati setiap sisi keindahan
hujan yang tersembunyi. Mata kecilnya tak henti berpacuh menatapi hujan yang
turun dari langit yang mendung itu. Selalu terselip kerinduan di setiap hujan
yang turun, menurutnya hujan itu sederhana namun dengan kesederhanaan itu pula
ia menjadi istimewa.
Timika, Papua, 20- Mei - 2012