Angin Desember


ANGIN DESEMBER

Semilir angin desember mulai menerpa wajah dan tubuhku serta ia mendesak masuk menjelajahi tiap labirin pori – pori kulitku. Entahlah apa yang membuatku sangat menikmati terpaan angin pada bulan dimana aku di lahirkan, DESEMBER !
Tiap hari aku merasakan terpaan angin tapi entah mengapa aku lebih menyukai semilir angin desember, angin yang memiliki sentuhan lembut membuat setiap rongga pernapasanku nyaman saat menghirup aromanya. Sebut saja namaku Dizzy, cewek sederhana yang selalu menghabiskan waktu seorang diri. Aku tak peduli pandangan orang yang menilaiku kuno bahkan terbilang kuper sekalipun. Hey siapa yang peduli? Aku nyaman terhadap dunia sepiku sendiri, tapi meski aku sendiri tapi aku juga punya seorang sahabat seperti yang lainnya. Aku selalu menunggu datangnya bulan desember tetapi bukan aku saja kan yang seperti itu, anak – anak kecil juga sama denganku. Tepat di bulan desember saat santa claus beserta kereta yang di tarik oleh kijangnya akan datang membawa hadiah pada anak – anak yang merayakan natal.
Lonceng  yang terdengar merdu menghiasi gereja, salju yang turun menghiasi jalan – jalan kota. Terlihatlah anak – anak yang sedang bermain bola salju serta  ada dari sebagian mereka yang membuat boneka salju. Tapi ketahuilah yang aku tunggu di bulan desember bukanlah itu, aku menunggu sahabatku yang setiap sekali setahun menemuiku, dan aku katakan ANGIN DESEMBER ITU SAHABATKU. Terdengar aneh memang tapi tidak untukku, menurutku dia sahabat yang baik, sahabat yang siap mendengar cerita serta keluh kesah yang selama ini belum sempat ku katakan padanya.
Aku lebih banyak menyendiri, duduk dengan berteman  rerumputan hijau di dekat danau itu. Tempat favoritku untuk meneriaki kisah hidupku, ini bukan teriakan putus asa membenci takdir aku cuman ingin dunia tahu bahwa aku suka hidup penuh dengan kesendirian. AKU BAHAGIA HIDUP SENDIRIAN !
***
            Hari ini terjadi badai salju, yang terpaksa aku harus menunggu sahabatku di rumah, sambil menikmati secangkir coklat hangat aku duduk di kursi malasku yang dekat perapian. Angin desember berhembus kencang menghempaskan pepohonan yang sedang di selimuti butiran putih dari langit. Amazing ! Kuasa Tuhan sangat luar biasa. Aku mengamati di balik jendela, sayup – sayup terdengar di telingaku suara angin desember, sahabatku. Aku mengambil mantel hangatku beserta sepatu boot berwarna coklat, aku memutuskan untuk menerobos badai salju itu. Tak peduli betapa dingin di luar sana, aku ingin menemui sahabatku, angin desember. Sambil duduk di dekat danau, diatas rerumputan yang dengan setia menemani hari – hari sepiku. Sore ini tepat di bawah pohon, aku duduk berbincang – bincang dengan sahabatku, angin desember.
            “ Sahabatku, tega ya kamu tak bersamaku selama 11 bulan ini “ Kata memulai pembicaraan. Dengan senyum yang terpaksa ku lukiskan di wajahku.
Angin desember tak mengeluarkan sepatah kata pun, aku memang tau dia tak bisa berkata sepertiku  yang layaknya manusia. Yang aku pahami darinya dia dapat berkata denganku dengan desiran lembutnya.
            “ Aku ingin bersamamu, bawah aku terbang jauh kesana. Aku tak ingin lagi berpisah denganmu sahabatku “ Kataku menitikkan air mata.
Angin desember sahabatku mulai berdesir lagi seolah mengiyakan permohonanku,  sekarang meski malam kini mulai menutup kisah di pagi hari, tapi aku takkan beranjak dari sini tepat di bawah pohon dengan dedaunan yang bergelayut manja di atas ranting,  terletak di samping danau. AKU INGIN SELALU BERSAMAMU ANGIN DESEMBER.
Tak peduli aku harus membeku dan mati di tengah badai salju, asal aku tetap bersamamu SAHABATKU

Senyum Mu


Bagai mentari pagi
Saat aku tersenyum indah
Meski rasa ini aneh
Tak bisa ku tebak
Kau sosok istimewa
Hadir dengan sejuta tanda tanya

Mataku memandangmu malu - malu
Memberi isyarat melalui pancaran sinarnya
Jujur ku akui aku terpaku oleh pesonamu
Apa ini CINTA?
Jantungku rasanya ingin berhenti berdetak
Saat menatap  kedua bola mata indahmu
Nafasku memburu saat ku lihat senyuman yang menghiasi bibirmu

Jika kau malaikat cintaku
Bawa aku terbang melintasi sang cakrawala saat ini juga
Jika kau pujaanku
Bawa aku menjelajahi awan - awan putih yang menghiasi birunya langit

Saat ini hujan turun seolah ingin menghapus indah senyummu  yang kini samar - samar terlihat oleh bayang mataku
Hujan lebat ini  telah menghapus semua tentangmu
Kapan aku melihat kau tersenum lagi?
Apa harus ku tunggu hujan redah untuk mendapatinya lagi

Wahai kau yang memiliki senyuman indah
Datang kemari memelukku dengan kedua sayapmu
Datang kemari lukiskan hariku dengan indah tawamu
Meski kini kau telah jauh
Meski kini kau telah berlalu terhapuskan oleh butiran air langit
Tapi aku berjanji akan menunggumu sampai hujan ini redah
Sampai kau bisa lukiskan senyummu untuk ku lagi :)

Sepenggal Kisah Anak Jalalan



Suasana rumah belakang ini jadi semakin kacau, seisi rumah selalu terisi suara barang – barang yang pecah akibat pertengkaran kedua orang tuaku.
            “ Ceraikan aku “ Teriak ibu
            “ Baiklah jika itu mau mu “ Sahut ayah dengan nada membentak
Oh Tuhan kata itu membuat hatiku tersayat. Apakah cerai jalan satu – satunya agar mereka tidak bertengkar lagi? Apa mereka sudah tidak bisa di satukan lagi?. Aku menutup erat kedua telingaku meski masih terdengar samar – samar tapi suara itu masih terasa menyiksa batinku.
Aaaaaaaaarrrrrgggghhhttt, tanganku menonjok kaca yang ada di depanku. Serpihan – serpihan kaca menembus ke kulit tanganku. Darah terus mengalir tapi aku tak peduli, yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana cara agar aku dapat meluapkan amarahku.
            “ Kenapa harus berselingkuh kalau memang sudah tidak cinta, jangan perlakukan aku seperti ini “ Isak ibu
Mendengar suara ibu itu aku semakin tak dapat menahan amarahku yang semakin memuncak. Ku langkahkan kaki meninggalkan kamarku, langkah ini belum berhenti ia terus berjalan menyusuri lantai keramik.
            “ Ayah ibu berhenti bertengkar, aku muak dengan keadaan rumah yang tiap hari di isi oleh suara pertengkaran kalian “ Kataku.
            “ Apa kamu bilang? Dasar anak kurang ajar ! “ Geram ayah sambil menamparku.
            “ Ayah yang bijaksana seharusnya tidak memakai cara kekerasan dengan anak dan istrinya “ Ucap ku tersenyum sambil mengelus pipi bekas tamparan tadi.
            “ Anak durhaka, keluar kau dari rumah ini “ Usir ayah.
            “ Baiklah, Fael juga tak ingin berlama – lama tinggal di rumah ini “ Ucapku.
            “ Fael jangan tinggalin rumah ini nak “ Mohon ibu kepadaku.
Aku tersenyum pada wanita yang selama ini telah mengandung, melahirkan, merawat, dan membesarkan ku sampai dengan umurku seperti yang sekarang ini.
            “ Ibu jangan nangis ya, Fael mau pergi “ Kataku sambil mengusap air mata yang bercucuran di pelupuk mata ibuku.
            “ Nak, tangan kamu berdarah, apa yang kamu lakukan pada dirimu?
            “ Fael baik – baik aja kok bu, ibu tenang aja ya. Ibu jaga diri baik – baik ya selama fael enggak ada disini buat jagain ibu, Fael sayang ibu “
Aku lalu berjalan meninggalkan kedua orang tuaku, ku hempaskan pintu sehingga menimbulkan suara yang keras.
***
jalanan adalah tempat yang banyak menjadi saksi perjalanan hidupku semenjak kepergianku dari rumah 5 tahun yang lalu. Mungkin sebagian orang yang berdasi, yang selalu mengenakan mobil mewah menganggap anak jalanan adalah sampah masyarakat yang menurut mereka harus di basmi. Tapi orang – orang itu sesungguhnya tidak mengerti, jalanan bagi orang – orang seperti kami adalah tempat menggantungkan hidup demi mencari sesuap nasi. Tak peduli berapa banyak kotoran, polusi, serta debu jalanan yang menyapu tubuh kami.
            “ Eh ngelamun aja lu, ngamen nyok “
            “ Sialan lu Rif ngagetin gua aja “
            “ Habisan ngelamun muluh dari tadi, entar kesambet baru tau rasa lu “
            “ Udah ga usah ngebacot, sekarang kita ngamen aja deh “
            “ Oke deh boss “
Aku dan Arif berjalan melintasi pinggiran jalan ibu kota, dengan berbekal gitar dan alat seadanya.
WAJAR BILA SAAT INI KU IRI PADA KALIAN YANG HIDUP BAHAGIA BERKAT SUASANA INDAH DALAM RUMAH
HAL YANG SELALU AKU BANDINGKAN DENGAN HIDUPKU YANG KELAM
TIADA HARGA DIRI AGAR HIDUPKU TERUS BERTAHAN
MUNGKIN SEJENAK DAPAT AKU LUPAKAN
DENGAN MINUMAN KERAS YANG SAAT INI KU GENGGAM
ATAU MENGGORESKAN KACA DI LENGANKU
APAPUN KAN KU LAKUKAN
KU INGIN LUPAKAN
NAMUN BILA KU MULAI SADAR DARI SISA MABUK SEMALAM
PERIHNYA LUKA INI SEMAKIN DALAM KU RASAKAN

“ Prokkk prokk prookkk “ Semua penumpang metromini tepuk tangan setelah merasa terhibur dengan suara dan petikan gitar kami.
Sejumlah uang pun kami peroleh dari hasil ngamen, uang yang pas – pasan tapi cukuplah untuk sekedar membeli dua bungkus nasi beserta lauknya yang sederhana. Setelah membeli makanan kami pun berjalan menuju ke emperan toko untuk menyantap makanan yang tadi habis kami beli. Baru sekitar dua suap aku menyantap makananku terdengar suara wanita yang sedang meminta tolong. Aku dan Arif lalu mencari wanita yang meminta tolong itu. Sialan ternyata gerombolan anak jalanan yang umurannya lebih muda dari ku, mereka sedang mabuk dan berusaha untuk memperkosa seorang gadis yang melintasi area toko yang biasanya kami jadikan tempat tidur itu.
            “ Eh muka mesum lu semua, lepasin ga tuh cewek “ Teriak ku
            “ Ah ga asik lu bang, rejeki nemplok nih “ Sahut seseorang dari gerembolan itu
            “ Gua bilang lepasin “
            “ Huhhhhhh iya deh bang kita lepasin “
            “ Ya udah sekarang kalian bubar “
Wanita itu pun lalu tersenyum kepadaku, aku pun terdiam, tak membalas senyumannya sedikit pun.
            “ Makasih ya udah di tolongin, kenalin gua Gisya “ Ucap wanita itu.
            “ Gua Arif “ Ucap Arif sambil berjabat tangan dengan wanita itu.
            “Elu Fael kan? “ Tanya Gisya.
            “ Jabatan noh ama tuh cewek“ Ucap Arif dengan nada berbisik.
            “ Ngapain cewek kayak elu lewat di tempat macam ini? “ Tanyaku dengan dingin
            “ Enggak sih, gua cuman pengen tau aja kehidupan anak jalanan tuh kalau malam gimana? “ Ucap Gisya.
            “ Penting ya buat lu mesti tau kehidupan anak jalanan kayak gimana, cewek macam elu tuh mestinya jam segini tidur di tempat tidur yang mewah, dengan kamar yang full AC. Sekarang lu pulang aja deh, dan jangan balik ke tempat ini lagi karna tempat ini ga pantes buat cewek kayak elu “ Kataku
            “ Fael,  Gua sayang dan suka sama lo. Selama ini gua suka perhatiin lo saat lagi ngamen, Fael lu maukan jadi pacar gua “ Mohon Gisya.
            “ Cewek Gila lu ! Anak jalanan macam gua ini ga pantes pacaran sama cewek yang kayak elu “
            “ Kenapa enggak pantes? “
            “ Karna enggak ada yang bisa elu banggain gua, gua enggak punya duit buat bayarin elu makan di restoran siap saji. Dan satu hal yang mesti lu ingat “ ANAK JALANAN ENGGAK AKAN PERNAH PACARAN DENGAN  ORANG – ORANG KAYA KARNA BAGI KAUM SEPERTI ANDA ANAK JALANAN ADALAH KAUM YANG HINA“


Kematian Bukan Pemisah


***
Pagi ini sang surya enggan menampakkan sinarnya

Agnes : Hari ini kok mendung banget ya? udah gitu perasaan gue kok enggak enak gini ya? moga enggak ada hal buruk yan terjadi.

Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku..ku serahkan cintaku hanya untukmu.” dering hape milik Agnes ”

Rio : Nes, kamu udah siap berangkat sekolah kan? Aku udah ada di depan rumah nhi.
Kamu cepetan keluar ya biar kita berangkat bareng.
Agnes : iyaa sayang, aku udah selesai kok.
Rio : Ok siepp kalo gitu, buruan ya ”sambil memematikan Telpon”


**
Rio : Nih helmnya,, “ sambil memberikan helm ke agnes ”
Agnes : (mengambil helm)

**
Selama perjalanan ke sekolah kedua pasangan ini terus mengobrol.

Agnes : Hmm, hari ini mendung banget ya? beda kayak hari - hari kemarin.
Rio : Ahh, udahlah enggak  usah kamu pikirin. Palingan itu cuman perasaan kamu doank.
Agnes : Iya tapi aku bingung banget, perasaanku bener – bener enggak enak sayang.
Rio : Udah ya sayang, enggak usah mikir yang macem-macem. Serain semuanya sama Allah. “ nenangin Agnes ”
Agnes : Iya udah kalo gitu.
Rio : Gitu donk, oya udah sampe sekolahan nih.
Agnes : heheheh iya ya, gara – gara keasyikan ngobrol  jadi lupa dech.
Rio : Ya udah sana masuk kelas gih entar telat loh.


 Hmm Agnes aku sayang sama kamu, Aku janji bakalan jagain Agnes sampai kematian menjemputku . ” sambil tersenyum ”
Agnes : (Terdiam seolah Tak percaya kata – kata Rio barusan)
Kok kamu ngomong gitu? Emang kamu mau ninggalin aku?
Rio : hehehee, udah ah enggak usah di bahas.
(Sambil tersenyum lalu meninggalkan Agnes di depan gerbang sekolah)

**
Saat Agnes melangkahkan kakinya menuju halaman sekolah..
Tiba – tiba…..

BBBRRRAAAAKKKK !!!!!!!!!!!!
Terdengar Hantaman benda keras..
Agnes yang saat itu penasaran dengan sumber dari bunyi itu pun keluar ke gerbang sekolah.
Saat itu hujan turun sanat deras dan suara petir menggelegar, Agnes kemudian mendekati sumber bunyi itu. Tanpa di sadari detak jantung Agnes berdebar kencang. Ia seolah tak percaya dengan pemandangan yang di lihatnya sekarang ini. Rio kecelakaan, tubuhnya bersimbah darah, Rio bertabrakan dengan Truk

Agnes : (berlari ke arah Rio)
Tolong….!!!!! Tolongin gue !!!! (teraik Agnes sekencang – kencangnya)
Rio kamu jangan tinggalin aku, aku enggak hidup tanpa kamu. Rio harus bertahan ya !! (tak hentinya menangis)
Rio : (Mencoba tersenyum di tengah kesakitan)
Aku juga sayang banget sama kamu Nes, Walaupun akhirnya kematian datang menjemput namun itu semua enggak akan bisa memisahkan cinta kita. Aku cumin mau minta satu hal aja dari kamu Nes, kamu harus slalu tersenyum walaupun dalam keadaan sulit sekalipun. Aku gak mau ngeliat air mata sedikitpun di pelupuk matamu. Aku pengen kamu slalu bahagia meskipun tanpa aku sekalipun.


**
 @makam Rio

Agnes mendekati batu nisan yang tertuliskan nama RIO PRATAMA
Agnes : (sambil memegang batu nisan rio)
Yo..
Makasih ya lo udah mau ngisi hari – hari gue dengan senyum,canda dan tawa loe. Gue bakalan ngabulin permintaan loe. Gue janji gag bakalan netesin air mat ague sedikitpun, dan itu semua gue lakuin buat loe Yo ! Mungkin di dunia cinta kita gag bisa bersatu. TAPI gue yakin mungkin kematianlah yang akan mempersatukan kita nanti !!


SELAMAT JALAN KEKASIHKU…
SEMOGA KAU TENANG DI ALAM SANA
TUNGGU AKU SAYANG,,,
TUNGGU AKU DI SURGA,,
MUNGKIN HANYA DISITU LAH CINTA KITA AKAN ABADI

 
Coret Coretan Blog Design by Ipietoon