Ku Temukan Lagi Hatimu Part II


KU TEMUKAN LAGI HATIMU PART II

Keinginan Rena setelah pertemuan dengan pria berkaca mata yang mengaku bernama Ikmal itu, berharap takkan menemui pria – pria aneh lagi. Namun sial takdir rasanya tak ingin mengabulkan keinginan Rena itu. Hari ini tepat tanggal 20 April 2010 tepat dimana Andra berulang tahun yang ke 20, andai Andra ada disini kita pasti udah dinner di bawah cahaya lilin yang menampakkan sinarnya malu – malu dengan wajah tampan dan senyum yang mengembang indah di bibirnya Andra pasti akan mengatakan “ Rena, aku mencintaimu “ Kejadian yang sunggu sangat membekas di hati dan otak Rena dan membuat Rena berharap bahwa kejadian itu akan terulang lagi, tapi entahlah ini hanya impian yang takkan terwujud.
Setelah tersadar dalam lamunannya, Rena kembali menyantap sisa makan siangnya. Kentang goreng keju mayones hidangan favoritnya, karna terus melahap habis makanannya Rena tak menyadari bahwa ada seorang pria berkaca mata yang duduk di hadapannya. Pria itu terus menyeruput secangkir cappucino pesanannya, entah sejak kapan pria itu ada di hadapan Rena. Setelah selang beberapa menit Rena tersadar bahwa cowok yang ada di hadapannya itu adalah Ikmal, cowok yang pernah ia temui di halte.
            “ Kamu cowok yang waktu itu aku temuin di halte kan? “ Tanya Rena meyakinkan penglihatannya.
            “ Udah tau nanya “ Jawab Ikmal Santai.
            “ Terus siapa yang ijinin kamu duduk di tempatku?  “ Tanya Rena sinis.
Ikmal tak mengubris omongan Rena barusan, melihat perlakuan Ikmal yang masa bodoh terhadapnya Rena langsung menatap Ikmal dengan raut wajah yang sinis * rasanya pengen di makan kayaknya :D *. Lama Rena menatap Ikmal hingga sampai saat mata Rena tertuju pada liontin yang berbentuk hati yang bergelayut di leher Ikmal.
            “ Itu punya kamu? “ Tanya Rena penasaran.
            “ Entahlah aku tak tau “
            “ Ayolah aku serius “ Mohon Rena.
            “ Apa peduli kamu terhadap liontin macam ini? “
            “ Iya peduli bangetlah, liontinnya sama persis kayak punya ku dan “ Rena tak sanggup untuk melanjutkan kata – katanya.
            “ Emang yang punya liontin kayak gini cuman kamu doank? Banyak kali “
            Setelah selang beberapa menit saja beradu mulut dengan cowok aneh bernama Ikmal tampak membuat otak Rena terasa mual, seraya memperhatikan jam yang terpajang manis di pergelangan tangannya. Oke jam makan siang habis sekarang saatnya bergumul dengan sejuta aktivitas yang membuat matanya ijo * buto ijo kali :D *akibat tumpukan kertas yang ada di meja kerjanya. Entahlah kapan bisa menikmati hidup yang indah tanpa seperangkat rutinitas kerja yang akan bisa membuat rambutnya satu persatu rontok sehingga tampilannya akan terlihat cute seperti para profesor.
            “ Semoga kita tak bertemu lagi cowok aneh “ Ledek Rena yang sambil berjalan meninggalkan Ikmal.

***
            Malam ini bulan hadir dengan cahaya merah jingganya, seperti hati yang terselimut gundah. Rena yang sedari tadi memperhatikan malam yang berbalut kesepian di balik jendela kamarnya.
            “ Tuhan, jika memang Andra kini tak bisa ku miliki lagi, ijinkan aku terus menyimpan rasa ini untuknya sampai saat aku di pertemukan lagi di kehidupan yang baru “
Memang hidup tersiksa saat mencintai tapi orang yang kita cintai malah meninggal kita menuju kehidupannya yang lain. Susah memang saat virus – virus cinta telah menginfeksi tiap rongga yang ada di hati. Bodohnya kita tak mampu menghilangkan virus tersebut *ngomong apa kau yan? *

***
“ Sebenarnya ini liontin milik siapa ya? Sejak operasi pencangkokan hati itu aku sudah mendapati liontin ini ada padaku “ batin Ikmal.
Hmmm (menghela napas panjang) aku juga gak mau terlalu pusing memikirkannya, pokoknya saat itu aku harus menjaga liontin ini dengan baik. Siapa tau ada sesuatu yang indah di balik semua ini.
Oya ada satu hal yang sampai saat ini masih mengganjal di hati Ikmal, ia sendiri tak mengetahui siapa sebenarnya orang yang berbaik hati mendonorkan hatinya untuk hidupnya. Tekad Ikmal andai ia telah mendapati siapa orang itu, Ikmal berjanji akan membalas budi baiknya sekalipun nyawa taruhannya.
***
Hari ini matahari tak berani menampakkan sinarnya, yang ada malah awan gelaplah yang sedang murka sehingga memuntahkan air langit yang bisa membasahi bumi. Guntur terus menggelegar sambil sesekali terlihat sambaran kilat yang menghiasi cakrawala saat ini.
“ Wah kalo kayak gini terus aku enggak bakalan bisa pulang, mana harus jalan lewatin gang lagi buat dapet taxi ataupun angkot. Coba aja tadi Kesya bilang kalo dia lagi gak ada di rumah, jadi ga bakal gini kan kejadiannya “ Gerutuh Rena dalam hati.
Setelah melirik jam tangannya, Rena memutuskan untuk menerobos derasnya hujan. Kini hujan telah menyapu sebagian tubuh Rena. Tanpa Rena sadari ikmal telah berada di sampingnya sambil memegang payung.
            “ Makasih yah “ Kata Rena tersenyum kepadanya.
            “ Iya, hmm kamu enggak marahkan kalo di payungin sama cowok aneh seperti ku? “ Tanya Ikmal.
            “ Enggak kok, aku malah bersyukur ada yang tolongin “ Jawab Rena sambil memeluk tubuhnya sendiri yang sedang kedinginan.
            “ Kamu kedinginan ya?
            “ Ya begitulah, lihat aja aku basah kuyup kayak gini “
            “ Yaudah kamu pake jaket aku aja “ Ikmal langsung melepaskan jaketnya lalu memakaikannya pada Rena.
            “ Sekali lagi makasih ya, kamu udah dua kali loh nolongin aku “ Ucap Rena.
            “ Iya, udah ya enggak usah bilang makasih lagi. Wajarlah manusia kan emang harus saling menolong “
            “ Hmm iya juga sih, oia kamu namanya Ikmal kan? Aku Rena, waktu itu kita belum sempat kenalan “
            “ Iya aku ikmal, salam kenal aja ya “
            “ Kamu mau jadi teman aku? “
            “ Iya mau bangetlah “ Jawab Ikmal sambil tersenyum kearah Rena.
Hari ini tepat di tengah derasnya hujan, mereka saling menatap satu sama lain. Merasakan setiap sinar pancaran yang ada pada kedua bola mata indah. Merasakan setiap aliran – aliran listrik yang ada dalam hati, entahlah apakah panah CUPID akan tertancap di hati mereka masing – masing. Hari ini masih di bawah guyuran hujan, detak jantung yang tak karuan menghiasi setiap napas yang di hembuskan. Hari ini masih di bawah guyuran bulir – bulir hujan kedua mata saling beraduh merasakan udara dingin. Dunia rasanya seperti terhenti, hanya ada dua anak manusia yang saat ini masih bertatapan.

To be Continued

0 komentar:

 
Coret Coretan Blog Design by Ipietoon